Kumpulan catatan harian

Selasa, 12 Juli 2011

Kurang Tidur Bikin Perut Gampang Melar

NEW YORK - Ingin menghindari kenaikan berat badan? Mungkin tidur lebih lama merupakan salah satu solusinya. Sebab sebuah penelitian di Amerika Serikat (AS) menunjukan orang yang kurang tidur cenderung memiliki masalah berat badan.

"Orang yang memiliki waktu tidur lebih sedikit akan berpengaruh terhadap pembakaran kalori yang lebih sedikit pula,"ungkap sebuah studi AS di Journal of Clinical Nutrition.

"Sekira 5 sampai 70 warga AS termasuk dalam pekerja yang bekerja menggunakan sistem shift ternyata menderita kekurangan waktu tidur yang sangat kronis dan pada umumnya memiliki gangguan tidur," menurut National Institute of Health, seperti yang dikutip Straits Times, Senin (11/7/2011).

"Jika Anda mencoba mengontrol berat badan Anda, maka tidur akan menjadi suatu yang dapat membantu," ujar Marie-Pierre St-Onge, dari Pusat Penelitian Obesitas New York di St Luke's-Roosevelt Hospital, yang memimpin penelitian ini.

Meskipun sebuah studi baru dilakukan dan tidak seperti studi sebelumnya, namun tetap tidak membuktikan bahwa tidur dapat menyebabkan seseorang memiliki paket kelebihan berat badan. "Mereka menunjukan bahwa tidur harus menjadi prioritas," ungkap para ahli.

Dr St-Onge dan tim merekrut 30 pria dan wanita yang memiliki usia 30 hingga 40 tahun dengan tingkat berat badan yang normal. Para peserta tersebut tinggal dan tidur di sebuah pusat penelitian selama dua malam yang berbeda yang dikelompokan pada lima periode.

Dalam periode pertama, mereka semua diperbolehkan untuk tidur selama sembilan jam setiap malam. Periode selanjutnya mereka hanya diizinkan tidur hanya empat jam. Pada kedua periode tersebut mereka diberi makan dengan pola diet ketat selam empat hari pertama. Kemudian setelah itu mereka diizinkan untuk bebas memakan apapun yang mereka inginkan pada hari kelima dan terakhir.

Pengujian ini menunjukan bahwa terlepas dari jadwal tidur mereka, orang-orang membakar jumlah kalori yang serupa sekira 2.600 per hari. Tapi bagi mereka yang kurang tidur dan makan sepuasnya hanya mampu membakar kalori sebanyak 300 per hari saat hari terakhir penelitian dibanding pada saat awal dengan tidur normal. Peserta yang memiliki waktu tidur yang cukup banyak memakan kalori rata-rata 2.500 kalori per hari, sedangkan mereka yang memiliki waktu tidur yang kurang rata-rata dapat memakan 2.800 kalori per hari.

Jelas ini bisa menyebabkan berat badan naik, untuk itu bagi Anda yang sibuk bekerja sempatkanlah beristirahat dengan waktu tidur yang cukup yaitu antara 8-9 jam per hari, jika tidak mau berat badan Anda menjadi naik.





Share:

Senin, 11 Juli 2011

Input Dinamis dengan Javascript

Setiap programmer memiliki teknik2 yang berbeda saat membuat form. Salah satu cara yang digunakan adalah membuat satu form yang dapat dinukan utk seluruh proses database seperti insert, update, dan delete. Selain efisien dalam file-ing teknik ini memungkinkan tampilan form yang konsisten. Dengan menggunakan javascript kita dapat membuat form secara dinamis.

model yang sering digunakan adalah memasukan value form secara dinamis melalui javascript.
1. text, textarea, list
<input type="text" name="text1" id="text1" />

solusi javascript
document.getElementById('text1').value = 'isinya';
atau
document.namaForm.text1.value = 'isinya';

2. checkbox
<input type="checkbox" name="checkbox1" id="checkbox1" />

solusi javascript
document.getElementById('checkbox1').checked= true;
atau
document.namaForm.checkbox1.checked= true;

sekian catatan singkat dari saya. Di lain waktu akan saya tambahkan lg.



Share:

Selasa, 07 Juni 2011

Lembur, Salah Satu Pemicu Penyakit Jantung

Lembur mungkin sudah menjadi budaya di kalangan pekerja kota besar. Tapi, berhati-hatilah. Pasalnya kebiasaan bekerja lembur bisa meningkatkan risiko penyakit jantung.

Sebuah studi dari European Heart Journal mengklaim bahwa orang-orang yang bekerja setidaknya tiga jam lebih lama setiap harinya memiliki risiko penyakit jantung 60 persen lebih tinggi ketimbang mereka yang bekerja dalam waktu normal.

Temuan ini didapat melalui riset panjang terhadap 6.014 pegawai negeri Inggris, usia 39-61, dimana dua pertiganya adalah pria, yang memiliki kondisi jantung sehat di awal 1990-an.

Memasuki tahun ke-11 penelitian, 369 subjek diketahui meninggal akibat gagal jantung atau pernah mengalami serangan jantung yang tidak fatal, demikian dilansir Straits Times, Kamis (6/1/2011).

Setelah menghitung beberapa faktor seperti kebiasaan merokok, kelebihan berat badan serta tingkat kolesterol tinggi, dokter menemukan bahwa bekerja tiga dan empat jam lebih lama memiliki risiko 60 persen lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak bekerja lembur.

Mereka yang bekerja lembur biasanya sedikit lebih muda ketimbang kelompok yang tidak bekerja lembur. Kelompok pekerja lembur juga didominasi pria dan memiliki jabatan lebih tinggi.

Menurut para peneliti, hubungan antara penyakit jantung dan bekerja lembur sepertinya cukup jelas. Namun, tidak demikian dengan penyebabnya, mempertimbangkan kompleksitas penyakit jantung serta relasi di tempat kerja.

Contohnya, bekerja lembur bisa mempengaruhi metabolisme atau menutupi kondisi depresi, kegelisahan, serta kurang tidur. Ada juga fenomena dimana karyawan yang lembur mungkin akan mengabaikan gejala penyakit dan meneruskan bekerja.

Meski demikian, patut dicatat, karyawan yang menyukai pekerjaan mereka dan memiliki kebebasan lebih dalam mengambil keputusan di lingkungan kerja, biasanya bekerja lebih lama dikarenakan kesenangan pribadi. Untuk kelompok ini, risiko gagal jantung ternyata lebih rendah.

"Dibutuhkan lebih banyak penelitian sebelum kami bisa menyatakan dengan pasti bahwa lembur bisa menyebabkan penyakit jantung," ujar Marianna Virtanen, seorang epidemiologis di Universitas Finlandia dan Universitas Kolese London.
Sumber: tekno.okezone.com



Share: