Kumpulan catatan harian

Minggu, 15 Februari 2009

Kaya atau Miskin Dilihat dari Bahasa Tubuh

WASHINGTON - Penampilan seseorang seringkali menipu. Di sinetron-sinetron cengeng Indonesia atau dalam kehidupan nyata, seringkali ada kisah orang kaya yang berpura-pura menjadi miskin atau sebaliknya.

Tapi sekarang, para penipu yang berpura-pura miskin atau kaya itu tak gampang mengecoh� lagi. Pasalnya para psikolog University of California, Berkeley, seperti Michael W Kraus and Dacher Keltner menemukan cara baru menentukan status sosial seseorang dengan hanya melihat bahasa tubuh.

Seperti dilansir Indiatimes, Jumat (6/2/2009), untuk menentukan status sosial-ekonomi seseorang kini tak hanya baju dan mobil saja yang menjadi tolak ukur.

Para psikolog itu meneliti dengan merekam gerakan tubuh antara orang yang berasal dari kalangan atas dan orang yang berstatus sosial-ekonomi rendah saat wawancara satu lawan satu. Pada penelitian itu, psikolog melihat beberapa gerakan seperti anggukan kepala, cara tertawa, dan kontak mata.

Hasilnya, psikolog mampu menunjukkan perbedaan bahasa tubuh antara si kaya dan si miskin. Orang yang sejahtera terlihat lebih tenang dan sedikit mengeluarkan bahasa tubuh dibandingkan dengan orang dari kalangan berasal dari kalangan sosial-ekonomi rendah.

"Orang yang berasal dari kalangan atas lebih sedikit mengeluarkan bahasa tubuh selama berinteraksi dengan orang lain," tulis kedua psikolog tersebut.

source: okezone.com




Share:

Kamis, 05 Februari 2009

Kurang Tidur Berakibat Fatal

LONDON - Tidak pernah ada perhitungan pasti mengenai berapa lama manusia tahan untuk tidak tidur. Namun yang jelas, kurang tidur dapat menimbulkan efek berbahaya bagi manusia.

Beberapa hewan mungkin bisa bertahan untuk tidak tidur dalam waktu yang cukup lama, bahkan hingga berbulan-bulan. Namun tidak demikian dengan manusia, karena saraf dan otak manusia cukup berpengaruh oleh aktivitas tidur.

Namun, Guinness Book of World Record pernah mencatat, pada Mei 2007, seorang warga negara Inggris bernama Tony Wright pernah memecahkan rekor 'melek' selama 266 jam, atau hampir 11 hari lamanya. Dia berusaha untuk tetap terbangun dengan cara memakan jus wortel, pisang, alpukat, nanas dan kacang.

Rekor ini mengalahkan catatan sebelumnya yang ditorehkan Randy Gardner pada tahun 1964 dengan kemampuan 'melek' selama 254 jam.

Para ilmuwan tentu saja tidak merekomendasikan kegiatan seperti ini berlangsung terhadap seluruh manusia di bumi. Pasalnya, dilansir melalui Live Science, Jumat (30/1/2009), para ilmuwan menemukan bahwa kurang tidur mampu menghilangkan konsentrasi pada diri manusia sehingga berakibat pada ketidakmampuan mengambil keputusan dalam bekerja.

Bahkan tidak tidur dalam waktu yang lama dapat berakibat pada munculnya halusinasi, kerusakan pada pandangan mata dan munculnya paranoid. (srn)

source: okezone.com




Share:

Kamis, 22 Januari 2009

Tips Bekerja di Depan Komputer

1. Bekerjalah Dalam Ruangan Yang Cukup Cahaya
Perhatikan pencahayaan dalam ruang kerja anda, Jangan bekerja dalam ruangan yang terlalu terang dan menyilaukan mata. Gunakan kerai untuk mengatur cahaya dari jendela. Letakkan lampu di atas kepala. Hindari anda menatap cahayanya secara langsung. Sebaliknya, jangan pula bekerja dalam ruangan yang terlalu gelap atau redup. Usahakan agar ruangan anda cukup terang agar mata anda tidak bekerja terlalu keras.

2. Gunakan Filter Monitor
Untuk mengurangi sinar yang menyilaukan dan radiasi yang dipancarkan layar monitor, gunakan filter glass monitor. Berbicaralah pada vendor perlengkapan komputer anda untuk mendapatkan filter yang baik dan mampu mengurangi pengaruh radiasi, bukan hanya sekedar meredupkan cahaya monitor.

3. Periksa Monitor Anda
Periksa apakah monitor anda masih bekerja dengan baik? Bandingkan dengan monitor yang lain. Bila gambar yang tampak semakin buram, berkedip-kedip atau tidak nyaman bagi mata anda, maka sudah waktunya untuk memperbaiki atau mengganti monitor itu. Lebih baik mengganti monitor daripada membiarkan mata anda terganggu. Sering-seringlah membersihkan monitor dari debu dan kotoran yang mengganggu layar.

4. Letakkan Kertas Kerja Agar Mudah di Baca
Jika anda harus bekerja dnegan menyalin atau membaca kertas kerja, maka letakkan kertas kerja tersebut dalam jarak yang seimbang dengan monitor anda. Ini agar anda tidak perlu bolak-balik memfokuskan pandangan untuk membaca kertas kerja anda, setelah membaca di layar monitor.

5. Perhatikan Posisi Monitor
Letakkan layar monitor sedemikian rupa sehingga membentuk sudut antara 10-15 derajat dari posisi sejajar dengan pendangan lurus anda. Hal ini selain agar tidak melelahkan mata anda, juga menjaga agar bahu dan leher anda cukup nyaman bekerja.

6. Bekerjalah dengan Font yang cukup besar
Bila anda harus mengedit tilisan didepan komputer, pastikan ukuran atau “font” huruf yang anda gunakan cukup besar. Jangan paksa mata anda untuk membaca hurup kecil pada monitor. Mata anda bukanlah mikroskop bagi tulisan yang ada dilayar monitor, gunakan fasilitas untuk memperbesar atau menyesuaikan besar tampilan gambar di monitor anda. Bila anda telah selesai mengedit atau membacanya, anda bisa kembalikan font tersebut ke posisi semula.

7. Istirahatkan mata Anda
Relaksasikan mata anda. Pejamkan atau kerjap-kerjapkan. Jangan kucek-kucek mata anda. Namun, sering-seringlah berkedip, Ini dapat menurunkan ketegangan dan menjaga mata anda tetap basah dan sejuk. Bila anda terlalu lama melihat dalam jarak dekat, alihkan pandangan anda ke arah yang jauh. Lakukan ini selama bebrapa menit setiap 30 menit.

Hal tersebut bagus kita coba, kalau ada rejeki bisa beli monitor LCD lebih enak dimata daipada monitor CRT.




Share:

Selasa, 13 Januari 2009

Melarang Anak Menggunakan Ponsel

HELSINKI - Banyak orangtua saat ini memberi kelonggaran anak-anak mereka untuk menggunakan ponsel secara bebas. Akan tetapi, Komisi Radiasi dan Nuklir Finlandia (STUK) meminta agar para orangtua melarang anaknya menggunakan ponsel. Kenapa?

STUK mendeklarasikan agar orangtua mulai melarang anak-anaknya menggunakan ponsel. Bahkan sampai ponsel tersebut memang belum terlalu penting untuk anak seusia mereka. Pasalnya, mereka menilai radiasi yang dihasilkan ponsel, dapat mempengaruhi pertumbuhan seorang anak.

Meski belum ada penelitian yang membenarkan secara pasti tentang efek buruk dari radiasi ponsel, LSM ini menilai kalau pencegahan dini lebih dikedepankan, sebelum terjadi hal buruk yang menimpa anak-anak.

"Meski belum ada studi yang menunjukan secara resmi mengenai bahaya radiasi ponsel, sangatlah bijak jika melarang anak-anak menggunakan ponsel sejak sekarang," tukas juru bicara STUK, seperti yang dilansir Cellular News, Jumat (9/1/2009).

Namun, jika para orangtua merasa ponsel sebagai gadget yang perlu, STUK menyarankan kalau para orangtua sebaiknya membiasakan menggunakan sms, atau menggunakan perangkat handsfree untuk menimalisir efek buruk.

source : okezone.com




Share:

Sabtu, 10 Januari 2009

Sinar Matahari Cegah Miopi (rabun jauh)

SYDNEY - Menyisihkan waktu untuk menikmati sinar matahari di pagi hari ternyata dapat membantu anak-anak terhindar dari rabun jauh atau Miopi.

Para peneliti Australia mengungkapkan, menyisihkan waktu sekira dua sampai tiga jam di luar rumah untuk mendapatkan 'guyuran' sinar mentari dapat menghindari anak dari gangguan kesehatan mata.

Seperti dilansir Times Of India, Rabu (7/1/2009), rabun jauh atau Miopi telah menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian anak-anak di dunia, khususnya di kawasan Asia. Bahkan, hampir 90 persen anak-anak di Singapura mengenakan kacamata baik secara permanen maupun temporari.

"Dibandingkan Australia jumlah tersebut sangat besar, di Australia hanya terdapat sekira 20 persen," ujar peneliti Miopi, Professor Ian Morgan.

Menurut Morgan, studi sebelumnya menunjukkan 30 persen anak usia enam hingga tujuh tahun di Singapura sangat rentan dengan gangguan kesehatan mata, sedangkan di Australia gangguan kesehatan mata hanya menghantui sekira 1,3 persen anak usia tersebut.

Penyebab terbesar dari kondisi itu adalah anak-anak di Singapura sangat kurang dalam menghabiskan waktu di luar rumah. Kebanyakan dari mereka lebih senang berada di dalam rumah. Rata-rata anak-anak Singapura hanya menghabiskan waktu sekira 30 menit di dalam rumah, sedangkan anak-anak di Australia rata-rata menghabiskan waktu di luar rumah sebanyak dua jam.

Miopi umumnya terjadi pada anak-anak remaja usia 8 sampai 14 tahun, faktor yang menyebabkannya adalah keturunan, membaca sambil tiduran, menonton tv dari jarak dekat, dan tentu saja, berada di depan komputer terus-menerus.

source: okezone.com


Share: