Kumpulan catatan harian

Minggu, 27 Juni 2010

Konsumsi Coklat Mampu Kurangi Kolesterol

BEIJING - Coklat dianggap mampu untuk menurunkan tingkat kolesterol. Tapi, hal tersebut masih perlu dibuktikan lebih lanjut karena itu hanya berlaku pada sebagian orang.

Menurut Dr Rutai Hui dari Chinese Academy of Medical Sciences, Beijing, China, kesimpulan tersebut didapat dari hasil analisis atas delapan studi. Hasil penelitian menunjukkan coklat hanya membantu orang yang memiliki faktor resiko bagi sakit jantung dan hanya ketika dikonsumsi dalam jumlah yang tak berlebihan.

"Mengonsumsi coklat dalam jumlah cukup akan menjadi pendekatan pola makan baru yang bermanfaat dalam pencegahan kolesterol tinggi," ujar Hui seperti dilansir Reuters, Rabu (3/6/2010).

Rui mengungkapkan sebuah studi pada Maret 2010 mengungkapkan bahwa sekira 19.300 orang yang mengonsumsi coklat memiliki tekanan darah yang lebih rendah dan kecil untuk berisiko menderita stroke atau serangan jantung selama 10 tahun ke depan.

Hui dan rekannya kemudian menganalisa catatan medis untuk menemukan studi yang mengkaji bagaimana coklat mempengaruhi lemak darah (lipid) secara lebih lengkap, dan kembali melakukan delapan percobaan yang melibatkan 215 orang. Para peneliti tersebut menemukan bahwa makan coklat dapat mengurangi tingkat LDL sampai lima miligram/dL dan mengurangi total kolesterol dalam jumlah yang sama.

sumber:okezone.com


Share:

Senin, 15 Maret 2010

24% Remaja Alami Depresi karena Kurang Tidur

NEW YORK - Orang yang tidur lewat dari tengah malam beresiko mengalami depresi. Bahkan, terlalu banyak tidur lewat pukul 00.00 dapat mendorong terjadinya aksi bunuh diri, iterutama bagi mereka yang hanya tidur kurang dari lima jam per hari.

Seperti dilansir Telegraph, Minggu (3/1/2010), remaja, yang tidur di atas jam 12 malam seringkali mengalami gangguan mental.

Menurut Dr James Gangwisch,seorang profesor dari Columbia University College of Physicians and Surgeons ,New York, sebaiknya remaja mulai mengistirahatkan fisiknya dengan tidur pada pukul 22.00 atau sepuluh malam.

"Hasil penelitian kami membuktikan bahwa kurang tidur beresiko membuat seseorang depresi,delapan jam merupakan waktu yang tepat untuk mengistirahatkan tubuh." ujar Gangwisch.

Studi dilakukan dengan meneliti sekira 15 ribu pelajar berusia 12 hingga 17 tahun. 24 persen diantaranya mengaku mengalami gangguan pikiran karena kurangnya waktu tidur.

Hasil penelitian menunjukkan remaja yang tidur di bawah jam 10 malam rata-rata tidur sekira delapan jam 10 menit. Waktu tersebut lebih lama sekira empat puluh menit dari responden yang tidur di atas jam 12 malam.

"Kualitas tidur mampu mencegah seseorang dari depresi berlebihan, mood mereka juga terhubung dengan kualitas tidur," kata Gangswitch.



okezone.com



Share:

Minggu, 04 Oktober 2009

Anak Lebih Sehat Jika Ibunya Tidak Bekerja

LONDON - Seorang anak yang memiliki ibu yang bekerja umumnya tidak lebih sehat dibanding anak-anak dengan ibu rumah tangga yang tidak bekerja.

Di Inggris, saat ini hampir dua dari tiga anak usia balita memiliki ibu yang bekerja dan jumlah ini kemungkinan besar akan terus meningkat. Namun yang mengkhawatirkan, hasil riset terbaru menyebutkan kondisi seperti ini bisa berpengaruh terhadap kesehatan si anak.

Telegraph, Selasa (29/9/2009) melansir, anak-anak dengan ibu yang bekerja akan kurang diberikan perhatian dan cenderung lebih sering menghabiskan waktu di sekolah atau tempat les, menonton televisi lebih dari dua jam sehari, dan tidak terkontrol dalam hal asupan makanan.

Mereka pun lebih sedikit mengkonsumsi buah dan sayuran sebagai salah satu sumber vitamin yang menyehatkan tubuh.

Survei yang dilakukan Institute of Child Health, London, terhadap sekira 12.000 balita di Inggris menemukan bahwa anak-anak dengan ibu yang bekerja penuh lebih sedikit makan buah dan sayuran. Namun kondisi ini tidak terjadi pada anak-anak yang ibunya bekerja paruh waktu.

"Hasil riset yang kami kemukakan bukan untuk menyarankan para ibu agar tidak bekerja," kata dokter anak, Profesor Catherine Law.

"Temuan ini lebih menekankan pentingnya kebutuhan akan kebijakan dan program untuk mendukung para orangtua dalam menciptakan lingkungan yang sehat bagi putra putri mereka," tambahnya.

Hasil survei menunjukkan, sekira 60 persen wanita yang memiliki anak usia balita di Inggris dan AS adalah seorang ibu yang bekerja.

"Ketidakluwesan jam kerja sangat mungkin membatasi kapasitas para orangtua dalam mendampingi putra putri mereka dalam aktivitas fisik dan menyediakan makanan sehat," terang Law.

Dari studi ini juga diketahui bahwa anak-anak yang berasal dari keluarga menengah ke bawah mengalami masalah yang sama.

source : okezone.com





Share:

Minggu, 06 September 2009

Mencium Bau Rumput Bisa Hilangkan Stres

BRISBANE - Rumput segar yang baru dipotong melepaskan senyawa kimia yang bila terhirup akan membuat rileks dan gembira. Itulah sebabnya, mencium aroma rumput dan tumbuhan ketika sedang berjalan di taman atau pegunungan akan membuat kita merasa nyaman.

Hal ini diungkapkan oleh para peneliti dari University of Queensland, Brisbane, Australia. Senyawa kimia yang terkandung dalam aroma rumput selain bisa meredakan ketegangan juga berfungsi mencegah penurunan kemampuan mental pada saat usia lanjut.

Ilmuwan mengklaim bahwa aroma yang dilepaskan rumput bekerja langsung pada otak. Terutama mempengaruhi bagian otak bernama amygdala dan hippocampus yang berhubungan dengan emosi dan daya ingat.

"Kedua area ini bertanggung jawab dalam respons pertahanan dan sistem endokrin, yang mengontrol pelepasan hormon stres seperti corticosteroid," kata Dr Nick Lavidis, seperti dikutip dari Science Alert, Kamis (3/9/2009).

Oleh karenanya, penelitian yang memakan waktu hingga tujuh tahun ini kemudian menciptakan parfum dengan aroma rumput yang baru dipangkas untuk membantu melepaskan stres dan meningkatkan daya ingat.

Lavidis kemudian menjelaskan bahwa stres terbagi dalam dua kategori. Pertama, stres ketika seseorang akan melakukan sesuatu atau saat seseorang harus berusaha sebaik mungkin demi mendapatkan hasil terbaik. Namun menurut Lavidis, stres ini disebut sebagai bentuk stres yang baik.

Sementara stres kategori kedua merupakan stres parah yang bisa memicu tingginya tekanan darah, sifat pelupa, dan melemahkan sistem kekebalan tubuh.

"Stres jenis ini bisa merusak hippocampus dengan mengurangi hubungan antara sel-sel yang berkomunikasi sehingga berdampak pada hilangnya ingatan," kata Lavidis.

Untuk itu, Lavidis menyarankan agar orang yang terkena stres ini menghirup senyawa kimia yang dilepaskan oleh rumput segar atau pepohonan yang rindang.

source : okezone.com



Share:

Minggu, 31 Mei 2009

Bahaya Kesehatan dalam Botol Minuman

LONDON - Hasil studi dari Harvard School of Public Health menemukan botol plastik minuman berbahan polikarbonat menghasilkan zat kimia biphenol A (BPA) yang larut dalam air dan membahayakan kesehatan.

BPA yang masuk ke dalam tubuh makhluk hidup, diketahui dapat mengganggu perkembangan reproduksi pada hewan. Sementara dampak terhadap manusia, dapat meningkatkan risiko penyakit kardivaskular dan diabetes.

Telegraph, Minggu (24/5/2009) melansir, ketika meminum air dalam botol kemasan, BPA ikut tertelan dan larut dalam tubuh manusia. Bahkan tim peneliti Harvard mengatakan kadar zat BPA bisa meningkat dalam urine.

BPA digunakan dalam ratusan bahkan ribuan produk kemasan minuman termasuk botol susu bayi. Yang mengkhawatirkan, bayi memiliki risiko lebih tinggi terhadap zat berbahaya ini. Pasalnya, para orang tua sering memanaskan botol susu bayi sebelum dipakai dan hal ini akan meningkatkan kadar BPA. Sehingga tentu saja zat ini akan lebih membahayakan jika tertelan oleh bayi.

"Jika Anda memanaskan botol-botol bayi, kadar BPA yang dihasilkan akan jauh lebih tinggi. Hal ini pun berdampak pada semakin meningkatnya kadar BPA dalam urin. Selain itu, bayi sangat rentan terhadap zat berbahaya dan BPA dapat mengganggu kelenjar endokrin," kata peneliti Karin B Michels.

Tim peneliti Harvard mensurvei 77 orang mahasiswa yang biasa minum air dari botol kemasan berbahan stainles steel. Selama satu minggu, peneliti meminta mereka mengganti kebiasaan dengan meminum air dari kemasan botol plastik berbahan polikarbonat. Hasilnya, dalam kurun waktu satu minggu, terdapat peningkatan kadar BPA dalam urin sebesar 69 persen.

source : okezone.com



Share: